LAPORANTULISAN - Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk kerja sama strategis di sektor pertambangan, khususnya dalam pengembangan mineral kritis. Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Bahlil Lahadalia, dan Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Bandar bin Ibrahim Al-Khorayef, di Jakarta.
Bahlil menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah awal berupa MoU, dan kedua pihak akan membentuk tim kecil ad hoc untuk merumuskan fokus kerja sama lebih lanjut. Komoditas yang menjadi perhatian dalam kerjasama ini termasuk nikel, bauksit, dan mangan. Indonesia juga membuka peluang bagi perusahaan swasta dan BUMN untuk berpartisipasi dalam proyek bersama.
Arab Saudi menyambut baik peluang kolaborasi ini, mengingat pengalaman Indonesia dalam pengembangan sumber daya mineral. Bandar bin Ibrahim Al-Khorayef menyebutkan tiga prioritas utama dalam kerja sama ini: peningkatan impor produk pertambangan, memperkuat rantai pasok industri mineral, dan menjalin kemitraan dalam perdagangan dan investasi.
Selain itu, kerja sama ini mendukung visi 2030 Arab Saudi, yang menekankan diversifikasi ekonomi dengan sektor pertambangan menjadi salah satu pilar utama. Arab Saudi berkomitmen untuk mengembangkan industri pertambangan yang berkelanjutan dengan fokus pada berbagai mineral.
Narasumber https://laporantulisan.blogspot.com/